Mebel Dlingo Laris Manis di Bali
Posted in
Potensi Wilayah
Dlingo : KRjogja.com: Produk mebeler asal Kecamatan
Dlingo, Kabupaten Bantul tetap diminati masyarkat di Jawa dan Bali meski
terjadi perang harga antar pedagang mebel pintu. Sedangkan kendala yang
ada hanya keterbatasan bahan baku.
Pengusaha Mebel Dusun Seropan, Desa Muntuk, Sajimen, Rabu (11/7/2012) menjelaskan permintaan paling banyak selama empat tahun terkhir terjadi di Bali. Bahkan dalam sebulan mampu mengirim 500 daun pintu denga harga Rp160-450 ribu. Namun, jumlah itu terbilang minim karena bahan baku terbatas.
"Kami juga terbentur sumber daya manusia dan terkadang melibatkan perajin lain. Bahan baku selama ini mengandalkan dari Wonogiri," ujarnya.
Pengusaha Mebel Dusun Seropan, Desa Muntuk, Sajimen, Rabu (11/7/2012) menjelaskan permintaan paling banyak selama empat tahun terkhir terjadi di Bali. Bahkan dalam sebulan mampu mengirim 500 daun pintu denga harga Rp160-450 ribu. Namun, jumlah itu terbilang minim karena bahan baku terbatas.
"Kami juga terbentur sumber daya manusia dan terkadang melibatkan perajin lain. Bahan baku selama ini mengandalkan dari Wonogiri," ujarnya.
�Dlingo :
(KRjogja.com) - Permintaan mebel produksi Dlingo dalam beberapa
bulan terakhir terus meningkat. Kebanyakan pesanan datang dari
Bali, Jakarta serta sejumlah kota besar lainnya. Namun tingginya
permintaan mebel tersebut sayangnya tidak diimbangi dengan
ketersediaan bahan baku. Sajimen pengusaha mebel Dusun Seropan
Muntuk Dlingo Bantul, Selasa (25/9) mengatakan, selama ini
bahan baku didatangkan dari Boyolali, Wonosari serta sejumlah
wilayah di Bantul. Meski demikian pasokan bahan b...
Pengrajin Meubel Kayu Ringan Dlingo
Posted in
Kisah-Kisah Kulit Keriput
Melimpahnya jumlah mahasiswa di Kota Yogyakarta membuka aneka macam peluang bisnis.
Salah satunya, bisnis mebel kayu ringan yang dirancang khusus untuk
mahasiswa. Anehnya pengerajin kayu berasal dari kecamatan dlingo bantul
dan tersebar di seluruh wilayah yogyakarta. Aneka mebel dari kayu
albasia itu murah, ringan, dan bisa tahan hingga mereka lulus dan
meninggalkan Yogyakarta.Bisnis ini juga didukung dengan indekos atau
kontrakan yang kebanyakan hanya menyediakan ruang kosong tanpa
perabotan. Alhasil, para anak muda dari berbagai kota tersebut harus
membeli perabotan mereka sendiri. Perabot kayu albasia yang murah dan
bisa tahan hingga lima tahun tentulah menjadi pilihan utama.
Di Jalan
Colombo, terdapat sekitar 15 kios pedagang mebel dari kayu albasia.
Setiap kios menjual mebel yang umumnya seragam, mulai dari rak buku
kecil seharga Rp 20.000 hingga lemari dua pintu seharga Rp 250.000. Kayu
albasia yang sudah dipoles pelitur dengan ukuran mungil pas untuk
dipajang di ruang indekos.Uniknya, semua penjual mebel ringan ini
berasal dari Kecamatan Dlingo, Bantul. Pekerjaan pembuatan aneka mebel
tersebut dilakukan di kampung halaman secara turun-temurun. Bahan baku
biasanya didatangkan dari Boyolali, Jawa Tengah. Sambil menunggu
pembeli, para penjual mebel melakukan pekerjaan finishing, seperti
mengecat dan memelitur. Ali (26) mengaku sudah 15 tahun berjualan mebel
jenis ini. Modal untuk membuka usaha ini tidaklah mahal. Kontrak kios
per tahun sekitar Rp 3,5 juta. Sementara, untuk kulakan barang dagangan
dibutuhkan dana Rp 4 juta. "Balik modalnya lumayan cepat," ujar Ali
ketika ditemui pekan lalu.
Pendapatan
yang diperoleh pun cukup lumayan. Dari pendapatan kotor, biasanya
mereka memperoleh keuntungan sekitar 30 persennya. Pada musim tahun
ajaran baru, para pedagang panen rezeki. Setiap hari, selama dua bulan,
mereka bisa memperoleh pendapatan kotor sekitar Rp 600.000.
Pada
hari-hari biasa, dagangan biasanya laku dua buah per hari. Pedagang
lainnya, Widadi (45), asal dlingo mengaku selalu membuat mebel setiap
hari. Dalam satu hari, para pekerjanya bisa menghasilkan tiga hingga 15
barang, tergantung jenisnya.
Meski
diperuntukkan bagi mahasiswa, banyak pula ibu rumah tangga yang
tertarik membeli aneka mebel tersebut. Model furnitur bahkan bisa diatur
sesuai pesanan. Asal ada gambar, maka pesanan pun bisa dikerjakan.
Selama dirawat dengan baik dan dijauhkan dari air, mebel bisa bertahan
lebih lama.
Selain
di Jalan Colombo, para pedagang asal Dlingo ini juga ada yang berjualan
di Jalan Kaliurang dan beberapa tempat lain yang dekat dengan kampus.
Jam operasional kios bervariasi. Ada yang buka dari pukul 09.00-19.00
atau dari pukul 07.00-21.30. "Saya sering tidur di kios, jadi bisa buka
hingga larut malam," ucap Ali.
Meski
barang yang dijual hampir sama dalam jenis dan kualitas, para pedagang
biasanya menawarkan harga bervariasi. Tinggal bagaimana kecakapan
pembeli untuk menawar harga. "Harga memang beda, tetapi biasanya
jatuhnya sama saja," tutur Widadi.
mas nawarin pasah makita n1900b..kemari beli belm pernah kepakaai,,belinya 1100000....mau saya jual 1000000,,,minat ga mas
BalasHapus